Sabtu, 09 Agustus 2014

Jihad


Minggu-minggu ini kembali kita sebagai muslim dihadapkan kepada satu fenomena yang menyudutkan dan memposisikan kita sangat dilematis sebagai pemeluk agama yang konon berpredikat rahmatan lil alamin. Berbagai aksi terorisme dan kekerasan senantiasa disandarkan kepada Islam. Padahal itu semua belum tentu ada benarnya, bahkan lebih sering merupakan dakwaan dan praduga semata. Namun demikian, tidak ada salahnya bila kita hari ini sedikit ingin mengingatkan bahwasannya NKRI ini merupakan negara yang syah, baik secara syar’i maupaun secara politik. Oleh karena itu segala upaya mempertanyakan dan meragukan posisi NKRI yang berasaskan pancasila adalah sebuah tindakan yang harus ditindak. Walaupun mengatasnamakan syariah Islam sekalipun yang biasanya menggunakan terma jihad.
Jihad secara istilah memang dapat diartikan sebagai perjuangan. Tetapi tidak selamanya perjuangan itu identik dengan fisik. Karena dalam Islam jihad dapat kelompokkan menjadi tiga macam. Pertama jihad jasmani yaitu perjuangan fisik, seperti perang badar, perang Indonesia melawan penjajahan Belanda, perang Irak-Iran melawan Sekutu, dan lain-lain. Jihad ini dikategorikan sebagai jihad ashghar (jihad kecil). Kedua jihad ruhani yaitu yaitu memerangi hawa nafsu, seperti membersihkan hati dari syak atau keraguan kepada Allah, sombong, iri hati, zholim, ujub dan lain-lainnya yang termasuk sifat-sifat tercela. Jihad ini dikategorikan sebagai jihad akbar (jihad besar). Ketiga “jihad akbarul akbar” atau jihad “ghayatul Akbar” (perjuangan yang paling besar atau puncak jihad) yaitu perpaduan antara perjuangan jasmani dan ruhani, seperti: mengajar, membangun madrasah, tempat-tempat ibadah dan lain-lain.