Kamis, 02 Januari 2014

RPP BIN 7 K-13


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Satuan Pendidikan                         : SMP
Mata Pelajaran                                : Bahasa Indoesia
Kelas/semester                                 : VII/Semester dua
Materi Pokok                                   : Teks Cerita Pendek
Alokasi Waktu                                 : 2 pertemuan (6 X 40 menit)

A.      Kompetensi Inti
1.                                                                           Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
2.   Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya
3.   Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.
4.   Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.

B.       Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi

No
Kompetensi Dasar
Indikator Pencapaian Kompetensi
1
1.2    Menghargai dan mensyukuri keberadaan bahasa Indonesia sebagai anugerah Tuhan yang Maha Esa sebagai sarana memahami informasi lisan dan tulis.
1.2.1 Terbiasa menggunakan bahasa Indonesia
           dengan baik dan benar.
2

2.5  Memiliki perilaku percaya diri, peduli, dan santun dalam merespon secara pribadi peristiwa jangka pendek.

2.5.1 Terbiasa  berinisiatif dalam bahasan
          memecahkan masalah.
2.5.2 Terbiasa  memberi pendapat dalam bahasan  
          pemecahan masalah.
2.5.3 Terbiasa toleran  dalam memecahkan masalah.
2.5.4 Terbiasa membantu sejawat dalam memecahkan  
          masalah.
2.5.5 Terbiasa menggunakan pilihan kata, ekspresi,
         dan gesture santun.
3
3.1      Memahami teks hasil observasi, tanggapan deskriptif, eksposisi, eksplanasi, dan cerita pendek baik melalui lisan maupun tulisan
3.1.1     Mengidentifikasi struktur teks cerpen
3.1.2     Mengidentifikasi ciri bahasa cerpen.

4
4.1      Menangkap makna teks hasil observasi, tanggapan deskriptif, eksposisi, eksplanasi, dan cerita pendek baik secara lisan maupun tulisan
4.1.1     Mejelaskan  makna kata, kalimat, dan ungkapan yang terdapat dalam teks cerpen.
4.1.2     Menjawab pertanyaan literal, inferensial, inegratif, dan kritis yang terkait dengan isi teks cerpen.
4.1.3     Menemukan keterkaitan isi teks cerpen dengan kehidupan sehari-hari.        


C.      Tujuan Pembelajaran  
                                                                       
Pertemuan ke-1

1.      Setelah membaca sebuah cerpen, peserta didik mampu mengidentifikasi struktur teks cerpen dengan baik.
2.      Setelah membaca sebuah cerpen, peserta didik mampu mengidentifikasi ciri bahasa  teks cerpen dengan baik.
3.      Selama proses pembelajaran tentang struktur dan ciri bahasa teks, peserta didik terbiasa berinisiatif dan memberi pendapat dengan baik.
4.      Selama proses pembelajaran, peserta didik terbisas bersikap toleran dan banyak membantu sejawat dengan baik.
5.      Selama proses pembelajaran, peserta didik terbiasa menggunakan pilihan kata, ekspresi, dan gestur yang menunjukkan sikap santun dengan baik.


Pertemuan  ke-2

6.      Setelah membaca cerpen, siswa  mampu menjelaskan  makna kata, kalimat, dan ungkapan yang terdapat dalam teks cerpen dengan baik.
7.      Setelah membaca teks cerpen, siswa  mampu menjawab pertanyaan literal, inferensial, integratif, dan kritis yang terkait dengan isi teks cerpen dengan baik.
8.      Setelah membaca teks cerpen, peserta didik mampu  menemukan keterkaitan isi teks cerpen dengan kehidupan sehari-hari.
9.      Selama proses pembelajaran tentang makna kata, kalimat, ungkapan, menjawab pertanyaan literal, inferensial, integratif, dan kritis,  peserta didik terbiasa berinisiatif dan memberi pendapat dengan baik.
10.  Selama proses pembelajaran  tentang makna kata, kalimat, ungkapan, menjawab pertanyaan literal, inferensial, integratif, dan kritis, peserta didik terbiasa menunjukkan sikap toleran dan terbiasa  membantu sejawat dengan baik.
11.  Selama proses pembelajaran tentang makna kata, kalimat, ungkapan, menjawab pertanyaan literasi, inferensial, integrative, dan kritis, peserta didik terbiasa menggunakan pilihan kata, ekspresi, dan gestur yang menunjukkan sikap santun dengan baik.


D.      Materi Pembelajaran 

Pertemuan ke-1
a.      Struktur teks cerpen
b.      Ciri bahasa cerpen
c.       Kebiasaan bersikap percaya diri dengan berinisiatif dan banyak berpendapat saat berdiskusi
d.      Kebiasaan bersikap peduli dengan menunjukkan sikap toleran dan banyak membantu sejawat.
e.       Kebiasaan bersikap santun dengan pilihan kata, ekspresi, dan gestur dalam berdiskusi.

Pertemuan ke-2
a.   Isi  teks cerpen
b.   Keterkaitan isi teks cerpen dengan kehidupan nyata sehari-hari siswa
c.    Kebiasaan bersikap percaya diri dengan berinisiatif dan banyak berpendapat saat berdiskusi
d.   Kebiasaan bersikap peduli dengan menunjukkan sikap toleran dan banyak membantu sejawat.
e.    Kebiasaan bersikap santun dengan pilihan kata, ekspresi, dan gestur dalam berdiskusi        
                                                                  

E.       Metode Pembelajaran
·      Pendekatan Komunikatif (Communicative Approach)
·      Model Pembelajaran Berbasis Teks (Genre-based Aproach)
·      Sintak:
1)      Membangun konteks
2)      Pemodelan teks
3)      Pemecahan masalah secara bersama
4)      Pemecahan masalah secara individual

F.         Media, Alat, dan Sumber

             1.      Media Pembelajaran
CD Interaktif  pembelajaran  cerpen

        2.          Alat dan bahan
Teks Cerpen pemenang lomba tahun 2010, 2011, 2012

        3.          Sumber Belajar
Alwi, Hasan. 2003. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Edisi IV. Jakarta: Balai Bahasa. hlm. …

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2013a. Bahasa Indonesia: Wahana Pengetahuan. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. hlm. 143—186.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2013b. Bahasa Indonesia Wahana Pengetahuan: Buku Guru. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. hlm. 55—59. 

Penulis. Tahun. Pelajaran Mengarang. Jakarta: Kompas-Gramedia. (Kumpulan Cerpen)

Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 2003. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 2010. Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.


G.      Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran

Pertemuan  Pertama

a.                                                                                                      Pendahuluan 
1)      Peserta didik diajak guru  mengingat suasana komunikasi di keluarga: ayah, ibu, kakak, dan adik untuk membangun hubungan antara guru dan peserta dirik.
2)      Peserta didik diarahkan guru untuk membentuk kelompok dengan anggota 4—6 orang. Guru menarik perhatian peserta didik dengan menggunakan guntingan judul dan bagian tengah cerpen “Kupu-kupu Ibu” kepada peserta didik  dan peserta diminta menebak isi informasinya.
3)      Peserta didik,  mewakil kelompok,  memberikan pendapatnya secara bersungguh-sungguh berdasar  pengetahuan awalnya.
4)      Guru membangkitkan motivasi siswa dengan menyatakan bahwa setiap jawaban siswa pada dasarnya benar. Setiap jawaban yang kurang sempurna terhadap tebakan isi cerpen disempurnakan oleh guru.
5)      Guru menjelaskan manfaat belajar pokok bahasan cerita pendek.

b.   Kegiatan inti
1)       Mengamati :
·          Siswa menjawab enam pertanyaan yang ada pada buku siswa hlm. 143—144 untuk membangun pemahaman tentang teks cerpen Indonesia.
·         Setelah menjawab pertanyaan, siswa menyimak guru membacakan cerita pendek berjudul “Kupu-kupu Ibu”. Sambil mendengarkan hal-hal pembacaan oleh guru,  siswa mencermati hal-hal yang menarik dan nyaman dinikmati dari cerpen tersebut.

2)                              Menanya
·         Siswa mempertanyakan tentang hal-hal (positif, negatif, menonjol, baru, sering muncul, dll) yang  terdapat pada cerpen “Kupu-kupu Ibu”. 
·         Dengan teknik catat bersusun, siswa melengkapi tabel untuk mendalami pemahaman pada isi cerpen. Siswa melengkapi tabel yang bersisi enam penggalan kalimat yang ditandai dengan bintang tiga (***).
·         Siswa menjawab/mengajukan pertanyaan tentang isi teks cerpen dalam  diskusi kelompok kecil.

3)  Mengumpulkan data

·         Dengan dipandu oleh guru, siswa mengenali struktur teks cerita pendek: orientasi, komplikasi, dan resolusi.
·          “Kupu-kupu Ibu”, khususnya  judul.

·               Dengan dipandu oleh guru, siswa mengenali struktur teks cerita pendek “Kupu-kupu Ibu”, khususnya  tokoh dan penokohan.
·               Dengan dipandu oleh guru, siswa mengenali struktur teks cerita pendek “Kupu-kupu Ibu”, khususnya latar.
·               Dengan dipandu oleh guru, siswa mengenali struktur teks cerita pendek “Kupu-kupu Ibu”, khususnya  konflik.
·               Dengan dipandu oleh guru, siswa mengenali struktur teks cerita pendek “Kupu-kupu Ibu”, khususnya  klimaks.
·               Dengan dipandu oleh guru, siswa mengenali struktur teks cerita pendek “Kupu-kupu Ibu”, khususnya  leraian dan amanat.
·               Siswa mengenali struktur cerita pendek “Kupu-kupu Ibu”: Siswa mengenali tokoh-tokoh cerita pendek “Kupu-kupu Ibu”.
·               Siswa mengenali tempat cerita berlangsung pada cerita pendek “Kupu-kupu Ibu”.
·               Siswa mengenali ide pokok cerita yang diyakini dijadikan sumber cerita pada cerita  pendek “Kupu-kupu Ibu”.
·               Siswa mengenali tokoh-tokoh cerita pendek “Kupu-kupu Ibu”.
·               Siswa mengidentifikasi bagian awal ceita yang berup lukisan, waktu, tempat, atau kejadian pada cerita pendek “Kupu-kupu Ibu”.
·               Siswa menandai masalah yang dihadapi pelaku cerita pada  cerita pendek “Kupu-kupu Ibu”.
·               Siswa mengidentifikasi puncak ketegangan pada cerita pendek “Kupu-kupu Ibu”.

4)...Menalar
·          Siswa mengaitkan isi cerpen dengan kehidupan nyata
·         Siswa mengomunikasikan hal-hal menarik dan dapat dinikmati dari cerpen yang baru didengarkan.
·         Siswa menuliskan pesan/nasihat dari cerita pendek “Kupu-kupu Ibu”.
·         Siswa mendiskusikan tentang riwayat penulis cerita pendek “Kupu-kupu Ibu”.
·       Siswa melengkapi bagian yang rumpang pada buku siswa hlm. 151 dengan konjungsi yang sesuai.
·      Siswa menemukan makna kata sulit dalam cerita pendek “Kupu-kupu Ibu” dengan menggunakan kamus yang baik.
·       Siswa menyusun kalimat dengan menggunakan kata-kata yang baru saja ditemukan dari kamus.

5)      Mengomunikasikan
·          Siswa menjelaskan  struktur teks  cerpen  “Kupu-kupu Ibu”.
·          Siswa menjelaskan (1)  kata-kata sifat untuk mendeskripsikan pelaku, penampilan fisik, atau kepribadiannya; dan (2) kata-kata keterangan untuk menggambarkan latar (latar waktu, tempat,  dan suasana).

c.             Penutup
·       Guru dan siswa melalukan refleksi terkait dengan pembelajaran yang baru berlangsung.
·       Guru memberikan kuis sederhana untuk mengukur ketercapaian pembelajaran hari ini.
·       Guru memberikan tugas untuk pengayaan atau remidi kepada siswa.

Pertemuan  Kedua
a.          Pendahuluan  (10 menit )
·      Siswa berdoa bersama.
·      Siswa bersama guru mengatur tempat duduk sebelum pembelajaran.
·      Guru menjelaskan manfaat belajar pokok bahasan  Cerita Pendek Indonesia.

b.          Kegiatan inti (100 meni)
1)                  Mengamati :
·         Siswa membaca cerita pendek berjudul “Kupu-kupu Ibu”, menikmati kekhasan imajinasinya, dan menangkap maknanya.
2)                                  Menanya
·      Siswa menjawab/mengajukan pertanyaan dengan mengacu pada  sebelas butir pertanyaan pada buku siswa (hlm. 150) sebagai pemandu pemahaman isi cerpen.
·      Siswa mencatat informasi yang didapat dari pembacaan cerita pendek sebagai isi cerita pendek.

3)      Mengumpulkan data
·          Dengan dipandu oleh guru, siswa memberikan  omentar terhadap  berbagai isi informasi yang didapat dari pembacaan cerpen “Kupu-kupu Ibu”. Komentar ditekankan pada keaslian pendapat siswa.
·          Dalam diskusi kelompok, siswa  membahas komentar masing-masing dengan sesame siswa.
·           Dengan dipandu oleh guru, siswa memperkaya informasi tentang budaya, nilai, kebiasaan, sikap seseorang dari buku-buku referensi.

4)                                  Menalar
·          Dengan dipandu oleh guru, siswa  mengaitkan isi  cerita pendek yang dibaca siswa dengan kehidupan nyata siswa.
·          Siswa menemukan makna kata sulit dalam cerita pendek “Kupu-kupu Ibu” dengan menggunakan kamus yang baik.
·          Siswa menyusun kalimat dengan menggunakan kata-kata yang baru saja ditemukan dari kamus.


5)         Mengomunikasikan
·      Siswa menjelaskan  isi teks  cerpen  “Kupu-kupu Ibu”.
·      Dalam diskusi kelompom/kelas, siswa menjelaskan  keterkaitan isi cerita pendek dengan kehidupan sehari-hari.
a.      Penutup
·         Guru dan siswa melalukan refleksi terkait dengan pembelajaran yang baru berlangsung.
·         Guru memberikan kuis sederhana untuk mengukur ketercapaian pembelajaran hari ini.
·         Guru memberikan tugas untuk pengayaan atau remidi kepada siswa.

I.    Penilaian

1.         Sikap spiritual dan sosial

a.        Teknik Penilaian         : Observasi
b.        Bentuk Instrumen       : Lembar observasi
c.         Kisi-kisi:
                                      LEMBAR OBSERVASI

No.
Sikap/Nilai
Indikator
Butir Pertanyaan
1
Menghargai dan bersyukur kepada Tuhan YME atas keberadaan bahasa Indonesia
Terbiasa menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar.
A1
  2

Percaya diri
Terbiasa  berinisiatif dalam bahasan memecahkan masalah.
A2
Terbiasa  memberi pendapat dalam bahasan pemecahan masalah.
A3
3

Peduli
Terbiasa toleran  dalam memecahkan masalah.
A4
Terbiasa membantu sejawat dalam memecahkan masalah.
A5
4
Santun
Terbiasa menggunakan pilihan kata, ekspresi, dan gesture santun.
A6
           
Instrumen: lihat  Lampiran 01

2.         Pengetahuan
                                   a.            Teknik Penilaian    : Tes Tulis
                                  b.            Bentuk Instrumen  :  Uraian non Objektif (UNO)
                                   c.            Kisi-kisi:

No
Indikator
Butir Instrumen
1
Mengenal struktur teks cerpen
B1
2
Mengenal struktur bahasa cerpen
B2
3
Memahami isi teks cerpen.
B3

Instrumen: lihat Lampiran 02.

3.         Keterampilan

a.        Teknik Penilaian         : Tes Tuls
b.        Bentuk Instrumen       : Pilihan Ganda
c.         Kisi-kisi:

Keterampilan
Butir Instrumen
4.1.1        Mengidentifikasi  kata, kalimat, dan ungkapan yang terdapat dalam teks cerpen.

C1, C2, C3
4.1.2        Menjawab pertanyaan literal, inferensial, integratif, dan kritis terkait isi cerpen.
C4, C,5, C6,C7
4.1.3        Menjelaskan keterkaitan isi cerpen dengan kehidupan sehari-hari.
C8, C9, C10

Instrumen: lihat Lampiran 03.


                                                                                                           Jakarta, 17 Juli 2013
Mengetahui                                                              
Kepala SMP Bangun Negeri,                                                         Guru Mata Pelajaran,


________________________                                                            _________________________
NIP. ...                                                                                                NIP. ...
           

Lampiran  01                                   

LEMBAR OBSERVASI
SIKAP  SPIRITUAL DAN SIKAP SOASIAL


No.
Sikap/nilai
SB
B
C
K
1
Terbiasa menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar.




 2
Terbiasa  berinisiatif dalam bahasan memecahkan masalah.




3
Terbiasa  memberi pendapat dalam bahasan pemecahan masalah.




4
Terbiasa toleran  dalam memecahkan masalah.




5
Terbiasa membantu sejawat dalam memecahkan masalah.




6
Terbiasa menggunakan pilihan kata, ekspresi, dan gesture santun.





Keterangan:
SB     = sangat baik
B       = baik
C       = cukup
K       = kurang
















Lampiran 02

TES URAIAN NON OBJEKTIF  (UNO)
PENGETAHUAN STRUKTUR CERPEN DAN CIRI BAHASA CERPEN

Petunjuk
1.      Baca cerita pendek berjudul “Kartu Pos dari Surga” berikut!
2.      Kemudian, jawablah beberapa pertanyaan yang menyertainya.


Kartu Pos dari Surga
Agus Noor

Mobil jemputan sekolah belum lagi berhenti, Beningnya langsung meloncat menghambur. “Hati-hati!” teriak sopir. Tapi gadis kecil itu malah mempercepat larinya. Seperti capung ia melintas di halaman. Ia ingin segera membuka kotak pos itu. Pasti kartu pos dari Mama telah tiba. Di kelas, tadi, ia sudah sibuk membayang-bayangkan: bergambar apakah kartu pos Mama kali ini? Hingga Bu Guru menegurnya karena terus-terusan melamun.
Beningnya tertegun, mendapati kotak itu kosong. Ia melongok, barangkali kartu pos itu terselip di dalamnya. Tapi memang tak ada. Apa Mama begitu sibuk hingga lupa mengirim kartu pos? Mungkin Bi Sari sudah mengambilnya! Beningnya pun segera berlari berteriak, “Biiikkk…Bibiiikkk…” Ia nyaris terpeleset dan menabrak pintu. Bik Sari yang sedang mengepel sampai kaget melihat Beningnya terengah-engah begitu.
“Ada apa, Non?”
“Kartu posnya udah diambil Bibik, ya?”
Tongkat pel yang dipegangnya nyaris terlepas, dan Bik Sari merasa mulutnya langsung kaku. Ia harus menjawab apa? Bik Sari bisa melihat mata kecil yang bening itu seketika meredup, seakan sudah menebak, karena ia terus diam saja. Sungguh, ia selalu tak tahan melihat mata yang kecewa itu.
***
MARWAN hanya diam ketika Bik Sari cerita kejadian siang tadi. “Sekarang, setiap pulang, Beningnya selalu nanya kartu pos…” suara pembantunya terdengar serba salah. “Saya ndak tahu mesti jawab apa…” Memang, tak gampang menjelaskan semuanya pada anak itu. Ia masih belum genap 6 tahun. Marwan sendiri selalu berusaha menghindari jawaban langsung bila anaknya bertanya, “Kok kartu pos Mama belum datang ya, Pa?”
“Mungkin Pak Posnya lagi sakit. Jadi belum sempet nganter ke mari…”
Lalu ia mengelus lembut anaknya. Ia tak menyangka, betapa soal kartu pos ini akan membuatnya mesti mengarang-ngarang jawaban.
Pekerjaan Ren membuatnya sering bepergian. Kadang bisa sebulan tak pulang. Dari kota-kota yang disinggahi, ia selalu mengirimkan kartu pos buat Beningnya. Marwan, kadang meledek istrinya, “Hari gini masih pake kartu pos?” Karna Ren sebenarnya bisa telepon atau kirim SMS. Meski baru playgroup, Beningnya sudah pegang hape. Sekolahnya memang mengharuskan setiap murid punya handphone, agar bisa dicek sewaktu-waktu, terutama saat bubaran sekolah, untuk berjaga-jaga kalau ada penculikan.
“Kau memang tak pernah merasakan bagaimana bahagianya dapat kartu pos…”
Marwan tak lagi menggoda bila Ren sudah menjawab seperti itu. Sepanjang hidupnya, Marwan tak pernah menerima kartu pos. Bahkan, rasanya, ia pun jarang dapat surat pos yang membuatnya bahagia. Saat SMP, banyak temannya yang punya sahabat pena, yang dikenal lewat rubrik majalah. Mereka akan berteriak senang bila menerima surat balasan atau kartu pos, dan memamerkannya dengan membacanya keras-keras. Karena iri, Marwan pernah diam-diam menulis surat untuk dirinya sendiri, lantas mengeposkannya. Ia pun berusaha tampak gembira ketika surat yang dikirimkannya sendiri itu ia terima.
Ren sejak kanak sering menerima kiriman kartu pos dari Ayahnya yang pelaut. “Setiap kali menerima kartu pos darinya, aku selalu merasa ayahku muncul dari negeri-negeri yang jauh. Negeri yang gambarnya ada dalam kartu pos itu…” ujar Ren. Marwan ingat, bagaimana semasa mereka pacaran, Ren bercerita dengan suara penuh kenangan, “Aku selalu mengeluarkan semua kartu pos itu, setiap Ayah pulang.” Ren kecil duduk di pangkuan, sementara Ayahnya berkisah keindahan kota-kota pada kartu pos yang mereka pandangi. “Itulah saat-saat menyenangkan dan membanggakan punya Ayah pelaut.” Ren merawat kartu pos itu seperti merawat kenangan. “Mungkin aku memang jadul. Aku hanya ingin Beningnya punya kebahagiaan yang aku rasakan…”
Tak ingin berbantahan, Marwan diam. Meski tetap saja ia merasa aneh, dan yang lucu: pernah suatu kali Ren sudah pulang, tetapi kartu pos yang dikirimkannya dari kota yang disinggahi baru sampai tiga hari kemudian!
***
Ketukan di pintu membuat Marwan bangkit, dan ia mendapati Beningnya berdiri sayu menenteng kotak kayu. Itu kotak kayu pemberian Ren. Kotak kayu yang dulu juga dipakai Ren menyimpan kartu pos dari Ayahnya. Marwan melirik jam dinding kamarnya. Pukul 11.20.
“Nggak bisa tidur, ya? Mo tidur di kamar Papa?”
Marwan menggandeng anaknya masuk.
“Besok Papa bisa anter Beningnya nggak?” tiba-tiba anaknya bertanya.
“Nganter ke mana? Pizza Hut?”
Beningnya menggeleng.
“Ke mana?”
“Ke rumah Pak Pos…”
Marwan merasakan sesuatu mendesir di dadanya.
“Kalu emang Pak Posnya sakit, biar besok Beningnya aja yang ke rumahnya, ngambil kartu pos dari Mama.”
Marwan hanya diam, bahkan ketika anaknya mulai mengeluarkan setumpuk kartu pos dari kotak itu. Ia mencoba menarik perhatian Beningnya dengan memutar DVD Pokoyo, kartun kesukaannya. Tapi Beningnya terus sibuk memandangi gambar-gambar kartu pos itu. Sudut kota tua. Siluet menara dengan burung-burung melintas langit jernih. Sepeda yang berjajar di tepian kanal. Pagoda kuning keemasan. Deretan kafe payung warna sepia. Dermaga dengan deretan yacht tertambat. Air mancur dan patung bocah bersayap. Gambar pada dinding gua. Bukit karang yang menjulang. Semua itu menjadi tampak lebih indah dalam kartu pos. Rasanya, ia kini mulai dapat memahami, kenapa seorang pengarang bisa begitu terobsesi pada senja dan ingin memotongnya menjadi kartu pos buat pacarnya.
Andai ada Ren, pasti akan dikisahkannya gambar-gambar di kartu pos itu hingga Beningnya tertidur. Ah, bagaimanakah ia mesti menjelaskan semuanya pada bocah itu?
“Bilang saja Mamanya pergi…” kata Ita, teman sekantor, saat Marwan makan siang bersama. Marwan masih ngantuk, karena baru tidur menjelang jam lima pagi, setelah Beningnya pulas.
“Bagaimana kalau ia malah terus bertanya, kapan pulangnya?”
“Ya sudah, kamu jelaskan saja pelan-pelan yang sebenarnya.”
Itulah. Ia selalu merasa bingung, dari mana mesti memulainya? Marwan menatap Ita, yang tampak memberi isyarat agar ia melihat ke sebelah. Beberapa rekan sekantornya terlihat tengah memandang mejanya dengan mata penuh gosip. Pasti mereka menduga ia dan Ita…
“Atau kamu bisa saja tulis katu pos buat dia. Seolah-oleh itu dari Ren..”
Marwan tersenyum. Merasa lucu karena ingat kisah masa lalunya.
***
MOBIL jemputan belum lagi berhenti ketika Marwan melihat Beningnya meloncat turun. Marwan mendengar teriakan sopir yang menyuruh hati-hati, tetapi bocah itu telah melesat menuju kotak pos di pagar rumah. Marwan tersenyum. Ia sengaja tak masuk kantor untuk melihat Beningnya gembira ketika mendapati kartu pos itu. Kartu pos yang diam-diam ia kirim. Dari jendela ia bisa melihat anaknya memandangi kartu pos itu, seperti tercekat, kemudian berlarian tergesa masuk rumah.
Marwan menyambut gembira ketika Beningnya menyodorkan kartu pos itu.
“Wah, udah datang ya kartu posnya?”
Marwan melihat mata Beningnya berkaca-kaca.
“Ini bukan kartu pos dari Mama!” Jari mungilnya menunjuk kartu pos itu. “Ini bukan tulisan Mama…”
Marwan tak berani menatap mata anaknya, ketika Beningnya terisak, dan berlari ke kamarnya. Bahkan membohongi anaknya saja ia tak bisa! Barangkali memang harus berterus terang. Tapi bagaimanakah menjelaskan kematian pada anak seusianya? Rasanya akan lebih mudah bila jenazah Ren terbaring di rumah. Ia bisa membiarkan Beningnya melihat Mamanya terakhir kali. Membiarkannya ikut ke pemakaman. Mungkin ia akan terus-terusan menangis karena merasakan kehilangan. Tetapi rasanya jauh lebih mudah menenangkan Beningnya dari tangisnya, ketimbang harus menjelaskan bahwa pesawat Ren jatuh ke laut, dan mayatnya tak pernah ditemukan.
***
KETUKAN gugup di pintu membuat Marwan bergegas bangun. Duabelas lewat, sekilas ia melihat jam kamarnya.
“Ada apa?” Marwan mendapati Bik Sari yang pucat.
“Beningnya…”
Terburu Marwan mengikuti Bik Sari. Dan ia tercekat di depan kamar anaknya. Ada cahaya terang keluar dari celah pintu yang bukan cahaya lampu. Cahaya yang terang keperakan. Dan ia mendengar Beningnya yang cekikikan riang, seperti tengah bercakap-cakap dengan seseorang. Hawa dingin bagai merembes dari dinding. Bau wangi yang ganjil mengambang. Dan cahaya itu makin menggenangi lantai. Rasanya ia hendak terserap amblas ke dalam kamar.
“Beningnya! Beningnya!” Marwan segera menggedor pintu kamar yang entah kenapa begitu sulit ia buka. Ia melihat ada asap lembut, serupa kabut, keluar dari lubang kunci. Bau sangit membuatnya tersedak. Lebih keras dari bau amoniak. Ia menduga terjadi kebakaran, dan makin panik membayangkan api mulai melahap kasur.
“Beningnya! Beningnya!” Bik Sari ikut berteriak memanggil.
“Buka Beningnya! Cepat buka!”
Entahlah berapa lama ia menggedor, ketika akhirnya cahaya keperakan itu seketika lenyap, dan pintu terbuka. Beningnya berdiri sambil memegangi selimut. Segera Marwan menyambar mendekapnya. Ia melongok ke dalam kamar, tak ada api, semua rapi. Hanya kartu pos-kartu pos yang beserakan.
“Tadi Mama datang,” pelan Beningnya bicara. “Kata Mama tukang posnya emang sakit, jadi Mama mesti nganter kartu posnya sendiri…”
Beningnya mengulurkan tangan. Marwan mendapati sepotong kain serupa kartu pos dipegangi anaknya. Marwan menerima dan mengamati kain itu. Kain kafan yang tepiannya kecoklatan bagai bekas terbakar.

Singapura-Yogyakarta,

Pertanyaan:
1.      Jelaskan garis besar cerita pendek tersebut!
2.      Jelaskan struktur cerita pendek tersebut!
3.      Jelaskan ciri bahasa yang khas yang kamu temukan pada cerpen tersebut.


Rambu Jawaban

1.      Bening, anak usia 6 tahun adalah putra Marwan dan Ren.  Kesibukannya bekerja di luar kota menjadikan Ren sering berkirim kartu pos kepada anaknya, Bening. Suatu saat, karena karena kecelakaan Ren meninggal di luar kota, jenazahnya tidak bisa dibawa pulang. Karena belum cukup umur, Bening belum diberi tahu kabar yang sesungguhnya tentang mamanya, Ren. Akhirnya, Bening pun selalu menunggu kartu pos dari mamanya.

2.      Cerita pendek “Kartu Pos dari Surga” beralur mundur. Cerita diawali dari kondisi terakhir Bening yang amat merindukan kartu pos dari mamanya. Berikutnya diceritakan kondisi kehidupan Ren, Marwan, da Bening. Pada akhir cerita, setelah membaca bahasa yang tersirat, pembaca dapat menyimpulkan bahwa Ren telah meninggal di luar kota yang tidak memungkinkan jenazahnya dibawa pulang.

3.      Sapaan pada anak yang amat disayang dengan menambahkan klitika “-nya”. Sapaan seperti ini merupakan terjemahan dari akhirn “-e” dalam bahasa Jawa. Sapaan anak tersayang dengan tambahan akhir “-e” dalam budaya Jawa ini diadopsi untuk sapaan sayang dalam bahasa Indonesia. Ini menunjukkan bahwa latar budaya cerita adalah budaya Jawa.












Lampiran 03

PENILAIAN TERTULIS
KETERAMPILAN MENANGKAP MAKNA CERITA PENDEK



Petunjuk
1.      Baca kembali cerpen berjudul “Kartu Pos dari Surga”.
2.      Jawablah pertanyaan berikut dengan memilih satu alterative jawaban yang paling benar.

Soal
1.      Identifikasi 3 kata kunci yang terdapat pada cerita pendek tersebut!
Jawab:
a.                                                                                                      selalu melongok kotak pos
b.                                                                                                      kartu pos
c.                                                                                                       sepotong kain serupa kartu pos  


2.      Identifikasi 2 kalimat yang menurut Anda menarik yang terdapat pada cerita pendek tersebut!
Jawab:
  1. “Kau memang tak pernah merasakan bagaimana bahagianya dapat kartu pos..
  2. “Tadi mama dating,” pelan Beingnya bicara, “kata mama tukang posnya emang sakit, jadi mama mesti mengantar kartu posnya sendiri.”

3.      Identifikasi  ungkapan yang menurut Anda menarik yang terdapat pada cerita pendek tersebut!
Jawab:
      siluet menara dengan pagoda kuning keemasan
a.                                                                                                      ……………
4.      Menjawab pertanyaan literal
      Siapakah yang bercerita pada bacaan di atas?
  1. Salah satu tokoh, yaitu Marwan
  2. Salah satu tokoh, yaitu Bi Sari
  3. Pengamat pencerita
  4. Salah satu tokoh, yaitu Beningnya
Kunci: C
5.      Menjawab pertanyaan  inferensial
Berdasarkan informasi yang kalian temukan dari bacaan di atas dapat kalian simpulkan bahwa mama Bening adalah seorang ....
  1. pramugari
  2. pelaut
  3. diplomat
  4. pengusaha

Kunci: A

6.      Menjawab pertanyaan integratif
Berdasarkan informasi pada bacaan di atas, tulislah dua pelajaran penting yang dapat  kalian petik dari bacaan di atas!

Jawab:
1)      Mewujudkan perhatian/kepedualian kepada orang lain dapat dialkukan dengan memberikan kepadanya benda yang murah tapi unik. 
2)      Untuk menjadi orang yang bertanggung jawab pada tugas tidak harus memiliki jabatan tinggi. Bik Sari adalah orang yang bertanggung jawab pada tugasnya, meski hanya pembantu rumah tangga.

7.      Menjawab oertanyaan evaluatif
Pertanyaan Evaluatif
Judul tulisan di atas adalah Surat dari Surga. Menurut penilain kalian, apakah judul tersebut sesuai dengan isinya?  Berikan alasan!
Jawab
Sesuai, karena pada cerita tersebut terdapat unsur misteri dan msiteri itu berkonotasi positif.

8.      Menjelaskan keterkaitan isi cerpen yang positif dengan kehidupan sehari-hari.
Jawab
Ren adalah gambaran wanita karier yang sangat sibuk. Meski sibuk, ia masih bertanggung jawab pada keluarga dengan selalu membangun komunikasi dengan anaknya dengan cara yang menimbukan kesan baik, yaitu mengirim kartu pos di era serba digital.








Tidak ada komentar:

Posting Komentar