Contoh Laporan
LAPORAN PERJALANAN WISATA
KE DAGO PAKAR
Disusun
Oleh:
…………………
………………….
……………………
……………………
…………………..
Kelas: ……….
SEKOLAH
MENENGAH PERTAMA NEGERI I DUKUN
KECAMATAN DUKUN
KABUPATEN GRESIK
2014
Kata Pengantar
Puji
dan syukur kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan karuniaNya kami
berhasil menyelesaikan Laporan Perjalanan ke Dago Pakar yang dilaksanakan pada
Hari Minggu, 09 Februari 2014.
Dalam
laporan ini kami akan menjelaskan tentang perjalanan dan kegiatan serta tempat
yang menjadi tujuan.
Lewat laporan ini juga kami mengucapkan
terima kasih khususnya kepada Ibu Dwi Rina yang telah memberi kesempatan kepada
kami untuk melakukan perjalanan wisata ini, serta kepada orangtua kami yang
telah mengizinkan kami untuk melakukan perjalanan wisata ini, sehingga kegiatan perjalanan wisata ini dapat
berjalan dengan baik.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa dalam
penulisan laporan ini masih banyak kekurangan, maka dari itu saran dan kritik
yang membangun, sangat kami harapkan dari pembaca demi menyempurnakan laporan ini.
Harapan kami semoga penyusunan laporan
ini diterima dan dimengerti serta bermanfaat bagi kami khususnya maupun pembaca.
Dukun,
Februari 2014
Tim
Penyusun
Daftar Isi
Kata Pengantar ……………………………………………………………………...………. i
Daftar
Isi………………………………….………………………………………...…………..ii
BAB I. Pendahuluan
A. Latar Belakang Masalah………………………………..……………………………........ 3
B. Tujuan Laporan perjalanan…………………………………..…………………………....3
C. Manfaat Laporan Perjalanan ………………………………….………………………….3
BAB II. Pelaksanaan Kegiatan
A. Waktu………………………………………………………………………..……………….4
B. Obyek………………………………………………………………………..……………….4
C. Biaya…………………………………………………………………………..……………..4
D. Perjalanan dan Hasil Kegiatan……………………………………………..…………….4
v Gua
Jepang……………………………………………………………………….…………6
v Gua
Belanda……………………………………………………………………….………..8
v Curug
Omas………………………………………………………………………………...11
BAB III. Penutup
A. Kesimpulan………………………….…………………………………………………….13
B. Saran…………………………….…………………………………………………………13
BAB
I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Kota
Bandung adalah kota yang kaya akan
tempat wisata. Di kota ini banyak terdapat berbagai tempat wisata,baik tempat
wisata ilmu pengetahuan,wisata rekreasi,dan wisata belanja. Kami mengunjungi
salah satu tempat yang memiliki banyak sejarah yaitu Dago Pakar. Kami melakukan
perjalanan wisata ini dalam rangka mengerjakan tugas Bahasa Indonesia.
Kunjungan
ini dilaksanakan pada tanggal 09 Februari 2014. Adapun tempat wisata yang kami
kunjungi yaitu Gua Jepang, Gua Belanda dan Curug Omas. Selain itu,kegiatan
kunjungan wisata ini dimaksudkan untuk menambah wawasan dan pengetahuan serta
pengalaman terhadap segala kemajuan ilmu pengetahuan dan arena rekreasi.
Kami mengadakan
perjalanan wisata ke Dago Pakar Bandung untuk menambah wawasan pengetahuan yang
lebih banyak. Selama ini kami hanya mendapat pengetahuan dari sekolah, dan
banyak dari siswa yang tidak mengerti tentang sesuatu. Bisa kita ambil contoh,siswa yang hanya mendapatkan
pelajaran sejarah tapi itu hanya dari guru namun mereka belum melihat
sejarahnya langsung, dan dengan di adanya perjalanan wisata ke Dago Pakar
Bandung yang khsususnya merupakan kota sejarah akan lebih menambah pengetahuan
kami.
B. TUJUAN LAPORAN
PERJALANAN
Untuk
menambah wawasan dan pengetahuan siswa mengenai kota Bandung dan objek-objek
wisata sejarah maupun rekreasi di Kota Kembang.
C. MANFAAT LAPORAN
PERJALANAN
1.
Menambah wawasan dan ilmu pengetahuan.
2.
Mengenalkan siswa dengan kota Bandung.
3.
Memberi pengalaman.
4.
Untuk melihat keindahan karya Allah SWT.
BAB II
PELAKSANAAN
KEGIATAN
A. Waktu
Dilaksanakan
pada:
Hari : Minggu
Tanggal: 09
Februari 2014
Jam : 09.00 WIB
B. Obyek
a. Gua Jepang
b. Gua Belanda
c. Curug Omas
C. Biaya
Biaya untuk
melakukan perjalan wisata ini sebesar Rp. 30.000 / orang, dengan rincian
sebagai berikut:
- Tiket masuk Rp. 10.000,-
- Parkir Motor Rp.5000,-
- Menyewa Senter Rp. 5000,-
D. Perjalanan dan Hasil Kegiatan
Tepat
pada pukul 08.00 WIB kami berkumpul di sekolah. Sebelum kami berangkat, kami
berkumpul untuk berdiskusi tempat apa saja yang akan kami kunjungi. Setelah
selesai berdiskusi kami berbondong-bondong menuju tempat tujuan. Kami pergi ke tempat
tujuan dengan mengendarai
kendaraan bermotor.
Saat diperjalanan, kami sembari merekam perjalanan yang kami lakukan. Kami
sangat menikmati perjalanan kami, karena disepanjang perjalanan kami dapat melihat
pemandangan yang indah.
Akhirnya
tanpa terasa menikmati perjalan kami sampai di tempat tujuan yaitu Dago Pakar.
Pada saat kami sampai di tempat tujuan kami langsung menaruh kendaraan kami di
parkiran dan kami langsung didatangi oleh salah seorang calo tiket. Calo
tersebut langsung meminta kepada kami untuk membayar harga tiket masuk sebesar
Rp.10.000 per orang. Kami pun membayar tiket masuk itu lalu masuk mengelilingi
Dago Pakar.
Tempat
wisata Dago Pakar atau biasa juga disebut Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda merupakan kawasan konservasi yang terpadu antara alam sekunder dengan hutan tanaman yang terletak di Kota Bandung, Indonesia. Luasnya mencapai 590 hektare membentang dari kawasan Dago Pakar sampai Maribaya. Letak Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda berada di Kampung Pakar, Desa Ciburial, Kecamatan Cimenyan, pada ketinggian antara 770 mdpl sampai 1330 mdpl. Di atas tanahnya yang subur terdapat sekitar 2500 jenis tanaman yang terdiri dari 40 familia dan 112 species. Pada tahun 1965 luas taman hutan raya baru sekitar 10 ha saja, namun saat ini sudah mencapai 590 ha membentang dari kawasan Pakar sampai Maribaya. Saat ini pengelolaannya dilakukan oleh Dinas Kehutanan Pemda Provinsi Jawa Barat (sebelumnya berada di bawah naungan Perum Perhutani).
Pintu Masuk Dago Pakar ( Taman Ir. H. Djuanda)
Jalan Menuju Gua Jepang dan Gua Belanda
v Gua Jepang
Pintu Masuk Gua Jepang
Gua Jepang ini dibuat pada tahun 1942
oleh balatentara pendudukan Jepang dengan bantuan para pekerja paksa romusha.
Gua Jepang tidak pernah terselesaikan dan kabarnya belum pernah direnovasi
sejak saat itu.
Gua Jepang di Bandung adalah salah satu dari gua bersejarah yang terserak di
selruh negeri yang dibuat selama Perang Dunia II, dan telah menjadi bagian
sejarah panjang dari republik ini.
Ukuran Gua Jepang cukup besar yang membuat orang dengan mudah bisa melangkah sepanjang
lorong gua dan tidak ada kesulitan bagi pengunjung untuk bernafas di dalamnya.
Setelah Jepang masuk ke Indonesia,
tentara Jepang kemudian mengambil alih tempat ini dan membangun gua lainnya
sebagai basis pertahanan mereka tidak jauh dari gua Belanda. Jepang menggunakan
tenaga kerja paksa sehingga konon tidak sedikit korban yang berjatuhan selama
pembuatan gua ini. Saat Jepang menyerah terhadap tentara sekutu, tempat ini
adalah pertahanan terakhir bagi tentara Jepang yang ada di Bandung. Setelah Jepang
meninggalkan Indonesia, gua inipun terlantar, tertutup oleh semak belukar dan
hutan. Sampai kemudian ditemukan kembali pada sekitar tahun 1965, konon pada
waktu itu masih banyak ditemukan sisa-sisa peninggalan tentara Jepang seperti
senjata dan amunisi di dalamnya.
v Gua Belanda
Gerbang
Gua Belanda
Pintu
Masuk Gua Belanda
Keadaan
Dalam Gua Belanda
Gua peninggalan Belanda dibangun pada
awal tahun 1941 di Dago Bandung. Perbukitan di Dago Pakar menarik perhatian
Hindia Belanda tempo dulu untuk menjadikannya sebagai salah satu gudang
senjata. Gua
Belanda, adalah
salah satu objek wisata yang ada di kawasan Taman Hutan Raya Ir. H. Juanda,
Dago, Kota Bandung, Jawa Barat.
Gua Belanda, memiliki ukurannya lebih
besar dan dibangun lebih dulu dibanding Gua Jepang. Gua ini dibangun pada masa
penjajahan Belanda. Awalnya dibangun untuk dijadikan terowongan PLTA Bangkok.
Tetapi, pada saat Perang Dunia II, Gua
Belanda berubah fungsi menjadi Pusat Stasiun Radio Telekomunikasi Militer
Hindia Belanda. Dan setelah kemerdekaan, gua yang satu ini dijadikan sebagai
tempat gudang penyimpanan senjata dan gudang amunisi.
Di Gua Belanda terdapat sekitar 15
lorong dan beberapa ruangan seperti rang kamar untuk tempat istirahat atau
tidur para tentara Belanda, ruang interogasi untuk para tahanan, penjara atau
ruang tahanan. Di atap gua, terlihat seperti ada bekas penerangan lampu.
Di dalam gua, juga terlihat seperti
bekas rel roli, semacam pengangkutan barang atau sejenisnya. Di
dinding-dindingnya terlihat bekas semen, sepertinya Gua Belanda ini telah
mengalami renovasi.
v Curug Omas
Jalan Menuju Curug Omas
Curug Omas berada di dalam Taman Hutan Raya (Tahura) Ir. H. Juanda di lokasi wisata Maribaya. Curug ini memiliki ketinggian terjunan air sekitar 30 meter dengan kedalaman 10 m yang berada di aliran sungai Cikawari. Di atas air terjun ini terdapat jembatan yang dapat digunakan untuk melintas dan melihat air terjun dari posisi atas. Dari atas jembatan ini akan terlihat bentangan dasar sungai yang merupakan pertemuan dua aliran sungai Cikawari dan Cigulun yang nantinya menjadi daerah Aliran Sungai (DAS) Cikapundung Hulu. Aliran ini mengalir dan berbelok membelah kawasan Tahura tersebut. Selain Curug Omas di aliran sungai ini terdapat pula Curug Cigulung, Curug Cikoleang dan Curug Cikawari yang masing-masing berketinggian sekitar 15 m, 16 m dan 14 m. Ketiga curug ini dikenal dengan sebutan Curug Maribaya.
Di kawasan ini juga ada curug lain yaitu Curug Lalay yang lokasinya tak jauh dari Curug Omas.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Perjalanan ini memang sangat
melelahkan, namun dibalik itu semua terdapat sebuah pengalaman yang tidak
pernah akan kami lupakan selama hidup kami.Dari penulisan laporan ini,penulis
dapat menyimpulkan bahwa obyek-obyek wisata di Indonesia beraneka ragam.Sebagai
warga Negara yang baik, sudah sepantasnya kita menjaganya agar tetap lestari
dan wisatawan domestik maupun mancanegara betah di Indonesia.Sehingga bias
meningkatkan devisa Negara.
B.
Saran
Penyusun dengan segala keterbatasan
yang ada, menyadari bahwa laporan ini masih sangat jauh dari sempurna.Oleh
karena itu,kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan.
Oke itu merupakan contoh Laporan Perjalan
Wisata Saya, kritik dan saran ditunggu, sekian dan terima kasih.