Model Pembelajaran Langsung (Direct Instruction)
1.
Apa Model Pembelajaran Langsung itu?
Model
pembelajaran langsung adalah model pembelajaran yang menekankan pada penguasaan
konsep dan/atau perubahan perilaku dengan mengutamakan pendekatan deduktif,
dengan ciri-ciri sebagai berikut: (1) transformasi dan ketrampilan secara
langsung; (2) pembelajaran berorientasi pada tujuan tertentu; (3) materi
pembelajaran yang telah terstuktur; (4) lingkungan belajar yang telah
terstruktur; dan (5) distruktur oleh guru. Guru berperan sebagai penyampai
informasi, dan dalam hal ini guru seyogyanya menggunakan berbagai media yang
sesuai, misalnya film, tape recorder, gambar, peragaan, dan
sebaganya. Informasi yang disampaikan dapat berupa pengetahuan prosedural
(yaitu pengetahuan tentang bagaimana melaksanakan sesuatu) atau pengetahuan
deklaratif, (yaitu pengetahuan tentang sesuatu dapat berupa fakta, konsep,
prinsip, atau generalisasi). Kritik terhadap penggunaan model ini antara lain
bahwa model ini tidak dapat digunakan setiap waktu dan tidak untuk semua tujuan
pembelajaran dan semua siswa.
2.
Bagaimana Tahapan Model Pembelajaran?
Tahapan
atau sintaks model pembelajaran langsung menurut Bruce dan Weil (1996), sebagai
berikut:
- Orientasi. Sebelum menyajikan dan menjelaskan materi baru, akan
sangat menolong siswa jika guru memberikan kerangka pelajaran dan orientasi
terhadap materi yang akan disampaikan. Bentuk-bentuk orientasi dapat
berupa: (1) kegiatan pendahuluan untuk mengetahui pengetahuan yang relevan
dengan pengetahuan yang telah dimiliki siswa; (2) mendiskusikan atau
menginformasikan tujuan pelajaran; (3) memberikan penjelasan/arahan
mengenai kegiatan yang akan dilakukan; (4) menginformasikan materi/konsep
yang akan digunakan dan kegiatan yang akan dilakukan selama pembelajaran;
dan(5) menginformasikan kerangka pelajaran.
- Presentasi. Pada fase ini guru dapat menyajikan materi pelajaran
baik berupa konsep-konsep maupun keterampilan. Penyajian materi dapat
berupa: (1) penyajian materi dalam langkah-langkah kecil sehingga materi
dapat dikuasai siswa dalam waktu relatif pendek;(2) pemberian
contoh-contoh konsep; (3) pemodelan atau peragaan keterampilan dengan cara
demonstrasi atau penjelasan langkah-langkah kerja terhadap tugas; dan (4)
menjelaskan ulang hal-hal yang sulit.
- Latihan terstruktur. Pada fase ini guru memandu siswa untuk melakukan
latihan-latihan. Peran guru yang penting dalam fase ini adalah memberikan
umpan balik terhadap respon siswa dan memberikan penguatan terhadap respon
siswa yang benar dan mengoreksi respon siswa yang salah.
- Latihan terbimbing. Pada fase ini guru memberikan kesempatan kepada siswa
untuk berlatih konsep atau keterampilan. Latihan terbimbing ini baik juga
digunakan oleh guru untuk mengases/menilai kemampuan siswa untuk melakukan
tugasnya. Pada fase ini peran guru adalah memonitor dan memberikan
bimbingan jika diperlukan.
- Latihan mandiri. Pada fase ini siswa melakukan kegiatan latihan secara
mandiri, fase ini dapat dilalui siswa jika telah menguasai tahap-tahap
pengerjaan tugas 85-90% dalam fase bimbingan latihan.
Di
lain pihak, Slavin (2003) mengemukakan tujuh langkah dalam sintaks pembelajaran
langsung, yaitu sebagai berikut.
- Menginformasikan tujuan
pembelajaran dan orientasi pelajaran kepada siswa. Dalam tahap ini guru menginformasikan hal-hal yang
harus dipelajari dan kinerja siswa yang diharapkan.
- Me-review pengetahuan dan keterampilan
prasyarat. Dalam tahap ini guru mengajukan pertanyaan untuk mengungkap
pengetahuan dan keterampilan yang telah dikuasai siswa.
- Menyampaikan materi pelajaran. Dalam fase ini, guru menyampaikan materi, menyajikan
informasi, memberikan contoh-contoh, mendemontrasikan konsep dan
sebagainya.
- Melaksanakan bimbingan. Bimbingan dilakukan dengan mengajukan
pertanyaan-pertanyaan untuk menilai tingkat pemahaman siswa dan mengoreksi
kesalahan konsep.
- Memberikan kesempatan kepada
siswa untuk berlatih. Dalam
tahap ini, guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk melatih
keterampilannya atau menggunakan informasi baru secara individu atau
kelompok.
- Menilai kinerja siswa dan
memberikan umpan balik.
Guru memberikan reviu terhadap hal-hal yang telah dilakukan siswa,
memberikan umpan balik terhadap respon siswa yang benar dan mengulang
keterampilan jika diperlukan.
- Memberikan latihan mandiri. Dalam tahap ini, guru dapat memberikan tugas-tugas
mandiri kepada siswa untuk meningkatkan pemahamannya terhadap materi yang
telah mereka pelajari.
3.
Pada situasi apa Pembelajaran Langsung dapat digunakan?
Beberapa
situasi yang memungkinkan model pembelajaran langsung cocok untuk diterapkan
dalam pembelajaran:
- Ketika guru ingin mengenalkan
suatu bidang pembelajaran yang baru dan memberikan garis besar pelajaran
dengan mendefinisikan konsep-konsep kunci dan menunjukkan keterkaitan di
antara konsep-konsep tersebut.
- Ketika guru ingin mengajari
siswa suatu keterampilan atau prosedur yang memiliki struktur yang jelas
dan pasti.
- Ketika guru ingin memastikan
bahwa siswa telah menguasai keterampilan-keterampilan dasar yang
diperlukan dalam kegiatan-kegiatan yang berpusat pada siswa, misalnya
penyelesaian masalah (problem solving).
- Ketika guru ingin menunjukkan
sikap dan pendekatan-pedekatan intelektual (misalnya menunjukkan bahwa
suatu argumen harus didukung oleh bukti-bukti, atau bahwa suatu
penjelajahan ide tidak selalu berujung pada jawaban yang logis)
- Ketika subjek pembelajaran yang
akan diajarkan cocok untuk dipresentasikan dengan pola penjelasan,
pemodelan, pertanyaan, dan penerapan.
- Ketika guru ingin menumbuhkan
ketertarikan siswa akan suatu topik.
- Ketika guru harus menunjukkan
teknik atau prosedur-prosedur tertentu sebelum siswa melakukan suatu
kegiatan praktik.
- Ketika guru ingin menyampaikan
kerangka parameter-parameter untuk memandu siswa dalam melakukan kegiatan
pembelajaran kelompok atau independen.
- Ketika para siswa menghadapi
kesulitan yang sama yang dapat diatasi dengan penjelasan yang sangat
terstruktur.
- Ketika lingkungan mengajar
tidak sesuai dengan strategi yang berpusat pada siswa atau ketika guru
tidak memiliki waktu untuk melakukan pendekatan yang berpusat pada siswa.
4.
Kelebihan dan Keterbatasan Model Pembelajaran Langsung
Kelebihan
model pembelajaran langsung:
- Dengan model pembelajaran
langsung, guru mengendalikan isi materi dan urutan informasi yang diterima
oleh siswa sehingga dapat mempertahankan fokus mengenai apa yang harus
dicapai oleh siswa.
- Dapat diterapkan secara efektif
dalam kelas yang besar maupun kecil.
- Dapat digunakan untuk
menekankan poin-poin penting atau kesulitan-kesulitan yang mungkin
dihadapi siswa sehingga hal-hal tersebut dapat diungkapkan.
- Dapat menjadi cara yang efektif
untuk mengajarkan informasi dan pengetahuan faktual yang sangat
terstruktur.
- Merupakan cara yang paling
efektif untuk mengajarkan konsep dan keterampilan-keterampilan yang
eksplisit kepada siswa yang berprestasi rendah.
- Dapat menjadi cara untuk
menyampaikan informasi yang banyak dalam waktu yang relatif singkat yang
dapat diakses secara setara oleh seluruh siswa.
- Memungkinkan guru
untuk menyampaikan ketertarikan pribadi mengenai mata pelajaran (melalui
presentasi yang antusias) yang dapat merangsang ketertarikan dan dan
antusiasme siswa.
- Ceramah merupakan cara yang
bermanfaat untuk menyampaikan informasi kepada siswa yang tidak suka
membaca atau yang tidak memiliki keterampilan dalam menyusun dan
menafsirkan informasi.
- Secara umum, ceramah adalah
cara yang paling memungkinkan untuk menciptakan lingkungan yang tidak
mengancam dan bebas stres bagi siswa. Para siswa yang pemalu, tidak percaya
diri, dan tidak memiliki pengetahuan yang cukup tidak merasa dipaksa dan
berpartisipasi dan dipermalukan.
- Model pembelajaran langsung
dapat digunakan untuk membangun model pembelajaran dalam bidang studi
tertentu. Guru dapat menunjukkan bagaimana suatu permasalahan dapat
didekati, bagaimana informasi dianalisis, dan bagaimana suatu pengetahuan
dihasilkan.
- Pengajaran yang eksplisit
membekali siswa dengan ”cara-cara disipliner dalam memandang dunia (dan)
dengan menggunakan perspektif-perspektif alternatif” yang menyadarkan
siswa akan keterbatasan perspektif yang inheren dalam pemikiran
sehari-hari.
- Model pembelajaran langsung
yang menekankan kegiatan mendengar (misalnya ceramah) dan mengamati
(misalnya demonstrasi) dapat membantu siswa yang cocok belajar dengan
cara-cara ini.
- Ceramah dapat bermanfaat untuk
menyampaikan pengetahuan yang tidak tersedia secara langsung bagi siswa,
termasuk contoh-contoh yang relevan dan hasil-hasil penelitian terkini.
- Model pembelajaran langsung
(terutama demonstrasi) dapat memberi siswa tantangan untuk
mempertimbangkan kesenjangan yang terdapat di antara teori (yang
seharusnya terjadi) dan observasi (kenyataan yang mereka lihat).
- Demonstrasi memungkinkan siswa
untuk berkonsentrasi pada hasil-hasil dari suatu tugas dan bukan
teknik-teknik dalam menghasilkannya. Hal ini penting terutama jika siswa
tidak memiliki kepercayaan diri atau keterampilan dalam melakukan tugas
tersebut.
- Siswa yang tidak dapat
mengarahkan diri sendiri dapat tetap berprestasi apabila model pembelajaran
langsung digunakan secara efektif.
- Model pembelajaran langsung
bergantung pada kemampuan refleksi guru sehingga guru
dapat terus menerus mengevaluasi dan memperbaikinya.
Keterbatasan
Model Pembelajaran Langsung:
- Model pembelajaran langsung
bersandar pada kemampuan siswa untuk mengasimilasikan informasi melalui
kegiatan mendengarkan, mengamati, dan mencatat. Karena tidak semua siswa
memiliki keterampilan dalam hal-hal tersebut, guru masih harus
mengajarkannya kepada siswa.
- Dalam model pembelajaran
langsung, sulit untuk mengatasi perbedaan dalam hal kemampuan, pengetahuan
awal, tingkat pembelajaran dan pemahaman, gaya belajar, atau ketertarikan
siswa.
- Karena siswa hanya memiliki sedikit
kesempatan untuk terlibat secara aktif, sulit bagi siswa untuk
mengembangkan keterampilan sosial dan interpersonal mereka.
- Karena guru memainkan peran
pusat dalam model ini, kesuksesan strategi pembelajaran ini bergantung
pada image guru. Jika guru tidak tampak siap, berpengetahuan, percaya
diri, antusias, dan terstruktur, siswa dapat menjadi bosan, teralihkan
perhatiannya, dan pembelajaran mereka akan terhambat.
- Terdapat beberapa bukti
penelitian bahwa tingkat struktur dan kendali guru yang tinggi dalam
kegiatan pembelajaran, yang menjadi karakteristik model pembelajaran
langsung, dapat berdampak negatif terhadap kemampuan penyelesaian masalah,
kemandirian, dan keingintahuan siswa.
- Model pembelajaran langsung
sangat bergantung pada gaya komunikasi guru. Komunikator yang buruk
cenderung menghasilkan pembelajaran yang buruk pula dan model pembelajaran
langsung membatasi kesempatan guru untuk menampilkan banyak perilaku
komunikasi positif.
- Jika materi yang disampaikan
bersifat kompleks, rinci, atau abstrak, model pembelajaran langsung
mungkin tidak dapat memberi siswa kesempatan yang cukup untuk memproses
dan memahami informasi yang disampaikan.
- Model pembelajaran langsung
memberi siswa cara pandang guru mengenai bagaimana materi disusun dan
disintesis, yang tidak selalu dapat dipahami atau dikuasai oleh siswa.
Siswa memiliki sedikit kesempatan untuk mendebat cara pandang ini.
- Jika model pembelajaran
langsung tidak banyak melibatkan siswa, siswa akan kehilangan perhatian
setelah 10-15 menit dan hanya akan mengingat sedikit isi materi yang
disampaikan.
- Jika terlalu sering digunakan,
model pembelajaran langsung akan membuat siswa percaya bahwa guru akan
memberitahu mereka semua yang perlu mereka ketahui. Hal ini akan
menghilangkan rasa tanggung jawab mengenai pembelajaran mereka sendiri.
- Karena model pembelajaran
langsung melibatkan banyak komunikasi satu arah, guru sulit untuk
mendapatkan umpan balik mengenai pemahaman siswa. Hal ini dapat membuat
siswa tidak paham atau salah paham.
- Demonstrasi sangat bergantung
pada keterampilan pengamatan siswa. Sayangnya, banyak siswa bukanlah
pengamat yang baik sehingga dapat melewatkan hal-hal yang dimaksudkan oleh
guru.
==========
Sumber: Disarikan dari Depdiknas.
2009. Modul KKG/MGMP
Tidak ada komentar:
Posting Komentar