RENCANA
PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Satuan Pendidikan : SMPN I
Dukun
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/semester : VII/2
Materi Pokok : Teks Laporan Observasi
Alokasi Waktu : 2 Pertemuan (6 X 40 menit)
A. Kompetensi Inti:
a.
Menghargai dan menghayati ajaran
agama yang dianutnya.
b.
Menghargai
dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi,
gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya
c.
Memahami
pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin
tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan
kejadian tampak mata.
d.
Mencoba,
mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai,
memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung,
menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber
lain yang sama dalam sudut pandang/teori.
B.
Kompetensi Dasar dan
Indikator Pencapaian Kompetensi:
4.1 Menangkap makna teks hasil observasi,
tanggapan deskriptif, eksposisi,
eksplanasi, dan
cerita pendek baik secara lisan maupun
tulisan.
Indikator:
4.1.1 Menjelaskan makna kata, konjungsi kalimat, dan ungkapan
yang terdapat dalam teks laporan observasi.
4.1.2 Menjawab pertanyaan yang berkaitan dengan isi
teks laporan observasi.
4.1.3 Menemukan keterkaitan isi teks laporan observasi dengan
kehidupan sehari-hari.
4.2. Menyusun teks hasil observasi,
tanggapan deskriptif, eksposisi, eksplanasi, dan cerita pendek sesuai dengan
karakteristik teks yang akan dibuat baik
secara lisan maupun tulisan.
Indikator:
4.2.1.
Menyusun ide pokok
4.2.2.
Membuat ringkasan
4.2.3.
Membuat dialog
C.
Tujuan
Pembelajaran
Pertemuan ke-1
1. Setelah membaca
sebuah teks laporan observasi , peserta didik mampu
mengidentifikasi struktur teks laporan observasi dengan baik.
2. Setelah membaca
sebuah teks laporan observasi, peserta didik mampu
mengidentifikasi ciri bahasa teks laoran
observasi dengan baik.
3. Setelah membaca
sebuah teks laporan
observasi, peserta didik dapat menjelaskan kembali isi teks laporan observasi secara tertulis.
Pertemuan ke-2
1.
Setelah membaca teks
hasil laporan observasi, peserta
didik mampu memahami ide pokok yang terdapat
dalam teks teks laporan
hasil observasi dengan baik
2.
Setelah membaca teks hasil laporan observasi, peserta didik mampu membuat
ringkasan yang berkaitan dengan isi teks hasil laporan observasi.
3.
Setelah membaca teks hasil laporan
observasi,
peserta didik dapat membuat
dialog yang keterkaitan teks hasil laporan observasi.
D. Materi
Pembelajaran
Pertemuan ke-1
1.
Struktur teks laporan
observasi
2.
Ciri bahasa laporan
observasi
3. Cara mengungkapkan makna isi teks laporan observasi
Pertemuan ke-2
1.
Isi teks hasil laporan observasi
2.
Keterkaitan isi
teks hasil laporan
observasi dengan dunia nyata sehari-hari. Siswa.
E. Metode
Pembelajarn
a. Pendekatan : Saintifik
b. Model Pembelajarn :
Pembelajaran berbasisi
proyek (Projek Learning)
Sintak:
a.
Stimulasi
(pemberian rangsangan)
b.
Pernyataan
(identifikasi masalah)
c.
Pengumpulan data
d.
Pengolahan data
e.
Pembuktian
f.
Menyimpulkan
(generalisasi)
c.
Metode : tanya jawab, observasi, penugasan,
diskusi.
F. Media, Alat, dan
Sumber Pembelajaran
a.
Media : Powerpoint tentang memahami teks laporan observasi
b.
Alat dan bahan :
Teks laporan
observasi
c.
Sumber :
·
Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan. 2014. Bahasa Indonesia: Wahana Pengetahuan Kelas VII. Jakarta:
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
·
Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan. 2014. Bahasa Indonesia: Wahana Pengetahuan Kelas VII
Buku
Petunjuk Guru. Jakarta: Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan.
G. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan Pertama
a. Pendahuluan (10
menit)
1) Peserta didik
merespon pertanyaan dari pendidik
berkaitan dengan kondisi siswa dan
kelas.
2) Peserta didik merespon pertanyaan dari pendidik tentang
keterkaitan pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari.
3) Peserta didik
menerima motivasi dari pendidik untuk memahami
teks laporan observasi dengan
menampilkan teks laporan observasi tentang “BIOTA LAUT”
atau teks yang lain.
4) Peserta didik
menerima informasi tentang tujuan
dan manfaat pembelajaran
5) Peserta didik menyimak pencapaian cakupan materi dan
penjelasan uraian kegiatan pembelajaran.
b.
Kegiatan Inti (100 menit)
1) Membangun
teks
(a) Sebelum membaca teks laporan observasi, peserta didik menjawab lima pertanyaan yang terdapat buku siswa halaman 21 untuk membangun pemahaman tentang teks laporan observasi (pemberian
rangsangan).
(b)
Peserta didik
membaca teks laporan
observasi berjudul “BIOTA LAUT”, sumber
Oceana, volume xxxi,No.1, hlm.27-38.
2)
Penentuan Proyek
(a)
Peserta didik menentukan struktur teks laporan observasi “Biota Laut”.
(b)
Peserta didik mengidentifikasi bahasa teks laporan observasi dalam diskusi.
(c)
Peserta didik menentukan cara mengungkapkan isi teks
laporan observasi.
3) Perencanaan
Langkah Penyelesaian
(a) Peserta didik
dengan dipandu guru untuk
mengenali struktur laporan
observasi, yakni orientasi, komplikasi dan resolusi.
(b) Peserta
didik berdiskusi dengan dipandu guru untuk menemukan struktur
teks laporan observasi
“Biota Laut” yang berkaitan dengan tahapan awal, isi dan akhir laporan.
(c) Peserta didik
berdiskusi dengan dipandu guru
untuk menemukan ciri kebahasaan teks laporan observasi “Biota Laut”.
(d) Peserta didik
berdiskusi untuk menentukan cara mengungkapkan isi teks
laporan observasi “Biota
Laut”.
4) Penyusunan jadwal pelaksanaan proyek
I.Pertemuan I:
Tahap awal:
-Pemberian materi
-Pemodelan
-Tanya jawab
Tahap
Pelaksanaan:
-Diskusi
-Presentasi
Tahap
Akhir:
-Penguatan
-Simpulan
-Pemberian
tugas
5.
Penyelesaian Proyek dengan fasilitas dan monitoring:
-Peserta didik berdiskusi dengan dibantu
pendidik
-Peserta didik menentukan,
mengidentifikasikan, dan menuliskan hasil diskusi di lembar kerja.
6.
Penyusunan laporan dan presentasi/publikasi hasil laporan:
-Peserta didik mengerjakan tugas secara
berkelompok
-Peserta didik menyunting hasil tugas dari
kelompok lain
-Peserta didik mempresentasikan hasil
kerjanya ke depan sesuai dengan kelompoknya.
7.
Evaluasi proses dan hasil proyek:
-Pendidik memberikan pencerahan diskusi
-Pendidik memberikan penilaian hasil kerja
siswa
-Pendidik memberikan rewad pada kelompok
yang baik
c. Penutup (10 menit)
1) Peserta didik dengan bimbingan guru menyimpulkan materi
pembelajaran tentang teks laporan
observasi “Biota Laut”
2) Peserta didik bersama pendidik merefleksi pembelajaran yang telah berlangsung.
3) Peserta didik menjawab pertanyaan yang diberikan oleh pendidik.
4) Peserta didik mendengarkan penguatan yang disampaikan
oleh pendidik.
5) Peserta didik menerima informasi mengenai rencana tindak
lanjut pembelajaran.
Pertemuan ke-2
a.
Pendahuluan (10 menit)
1) Peserta didik
merespon pertanyaan dari pendidik
berkaitan dengan kondisi siswa dan
kelas.
2) Peserta didik merespon pertanyaan dari pendidik tentang
keterkaitan pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari. .
3) Peserta didik
menerima motivasi dari pendidik untuk memahami
teks laporan observasi dengan menampilkan teks laporan observasi
yang lain.
4) Peserta didik
menerima informasi tentang tujuan dan manfaat pembelajaran.
5) Peserta didik menyimak pencapaian cakupan materi dan
penjelasan uraian kegiatan pembelajaran.
b. Kegiatan Inti
(100 menit)
1) Membangun
konteks
(a) Sebelum membaca teks laporan observasi, peserta
didik menjawab beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan teks laporan observasi untuk
membangun pemahaman tentang teks laporan observasi “Biota Laut” (pemberian rangsangan).
(b)
Peserta didik memahami ide pokok teks laporan observasi “Biota Laut”.
2)
Penentuan Proyek:
(a) Peserta didik
menentukan ide pokok isi teks laporan observasi dalam diskusi.
(b) Peserta didik
membuat ringkasan isi teks laporan observasi berdasarkan ide pokok yang
ditemukan.
(c) Peserta didik
membuat dialog dari teks laporan observasi.
3) Perencanaan
Langkah Penyelesaian
(a)
Peserta didik berdiskusi untuk menentukan
ide pokok dalam teks
laporan observasi “Biota Laut” .
(b) Peserta didik berdiskusi untuk
menuliskan ide pokok
menjadi rangkuman teks laporan observasi. .
(c) Peserta didik
berdiskusi untuk membuat dialog dari teks laporan
observasi..
4) Penyusunan jadwal pelaksanaan proyek
- Pertemuan
II:
Tahap awal:
-Tanya jawab materi tugas yang
diberikan
Tahap pelaksanaan:
-Mengerjakan tugas
Tahap akhir:
-Mengumpulkan tugas
5)
Menyelesaikan proyek dengan fasilitas dan
monitoring guru
(a) Tiap-tiap kelompok menyampaikan hasil diskusi tentang ide pokok teks laporan observasi.
(b) Tiap-tiap kelompok menyampaikan rangkuman teks laporan observasi.
(c) Tiap-tiap kelompok mempresentasikan dialog teks laporan observasi.
c.
Penutup (10 menit)
1) Peserta didik dengan bimbingan pendidik menyimpulkan
materi pembelajaran tentang teks laporan
observasi “Biota Laut”.
2) Peserta didik bersama guru merefleksi pembelajaran yang
telah berlangsung.
3) Peserta didik menjawab pertanyaan yang diberikan oleh
guru untuk mengukur ketercapaian kompetensi
4) Peserta didik mendengarkan penguatan yang disampaikan
oleh guru.
5) Peserta didik menerima tugas (pengayaan atau remedi).
H. Penialaian
a.
Penilaian Sikap
b. Teknik :
Pengamatan Sikap/Observasi
c. Bentuk :
Lembar Pengamatan
d.
Instrumen
LEMABAR PENGAMATAN/OBSERVASI
No.
|
Nama Siswa
|
Jujur
|
Pecaya Diri
|
Skor
|
Nilai
|
Konv
|
||||||
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
|||||
1
|
||||||||||||
2
|
||||||||||||
3
|
||||||||||||
4
|
||||||||||||
5
|
Aspek Pengamatan Sikap Jujur
No
|
Aspek Pengamatan
|
Skor
|
|||
1
|
2
|
3
|
4
|
||
1
|
Tidak menyontek dalam mengerjakan tugas
|
||||
2
|
Tidak melakukan
plagiat (mengambil/menyalin karya orang lain tanpa menyebutkan sumber) dalam
mengerjakan setiap tugas
|
||||
3
|
Mengungkapkan
perasaan terhadap sesuatu apa adanya
|
||||
4
|
Melaporkan data atau informasi apa adanya
|
||||
5
|
Mengakui kesalahan atau kekurangan yang dimiliki
|
||||
Jumlah Skor
|
Aspek Pengamatan Sikap Percaya Diri
No
|
Aspek Pengamatan
|
Skor
|
|||
1
|
2
|
3
|
4
|
||
1
|
Saya
melakukan segala sesuatu tanpa ragu-ragu
|
||||
2
|
Saya
berani mengambil keputusan secara cepat dan bisa dipertanggungjawabkan
|
||||
3
|
Saya
tidak mudah putus asa
|
||||
4
|
Saya
berani menunjukkan kemampuan yang dimiliki di depan orang banyak
|
||||
5
|
Saya berani mencoba hal-hal yang
baru
|
||||
Jumlah Skor
|
Petunjuk :
Lembaran ini diisi oleh guru untuk menilai sikap
spiritual peserta didik. Berilah tanda cek (v) pada kolom skor sesuai sikap
spiritual yang ditampilkan oleh peserta didik, dengan kriteria sebagai berikut
:
4 = selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan
3 = sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan
dan
kadang-kadang
tidak melakukan
2 = kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan dan
sering tidak
melakukan
1 = tidak pernah, apabila tidak
pernah melakukan
Petunjuk
Penskoran :
Skor akhir
menggunakan skala 1 sampai 4
Perhitungan skor
akhir menggunakan rumus :
Contoh :
Skor diperoleh
14, skor maksimal 4 x 5 pernyataan = 20, maka skor akhir :
Peserta didik memperoleh nilai :
Sangat Baik : apabila memperoleh skor : 3.33
< skor < 4.00
Baik : apabila memperoleh
skor : 2.33 < skor < 3.33
Cukup : apabila memperoleh
skor : 1.33 < skor < 2.33
Kurang : apabila memperoleh skor
: skor < 1.33
a.
Penilaian Pengetahuan
a.
Teknik Penilaian :
Tes Tulis
b.
Bentuk Instrumen : Uraian
c.
Kisi-kisi:
No
|
Indikator
|
Butir Instrumen
|
1
|
Mengenal
struktur teks laporan observasi
|
terlampir
|
2
|
Mengenal
bahasa teks laporan observasi
|
terlampir
|
3
|
Menjelaskan cara
mengungkapkan isi teks laporan observasi.
|
terlampir
|
Petunjuk
Penskoran
Lihat petunjuk
penskoran pada pedoman observasi sikap.
b.
Penilaian Keterampilan
a. Teknik
Penilaian : Tes Tulis
b. Bentuk Instrumen : Pilihan Ganda
c. Kisi-kisi:
Keterampilan
|
Butir Instrumen
|
4.1.1
Mengidentifikasi ide pokok teks laporan observasi.
|
terlampir
|
4.1.2
Menulis
rangkuman teks laporan observasi.
|
terlampir
|
4.1.3
Menulis dialog
laporan observasi.
|
terlampir
|
Teks laporan
observasi terlampir.
Gresik, 14 Juni 2014
Mengetahui
Kepala Sekolah, Guru Mata pelajaran,
Anang Fauzi, S. Pd., M. Pd. Khurotul
Aini, S. Pd., M.PdI
NIP 19630702 198303 1006 NIP
19660723 199403 1 002
TES URAIAN
PENGETAHUAN STRUKTUR CERPEN DAN CIRI
BAHASA CERPEN
Petunjuk
4.
Baca cerita pendek berjudul “Kartu Pos dari Surga”
berikut!
5.
Kemudian, jawablah
beberapa pertanyaan yang menyertainya.
Kartu Pos dari Surga
Agus Noor
Mobil jemputan sekolah belum lagi berhenti, Beningnya
langsung meloncat menghambur. “Hati-hati!”
teriak sopir. Tapi gadis kecil itu malah mempercepat larinya. Seperti capung ia
melintas di halaman. Ia ingin segera membuka kotak pos itu. Pasti kartu pos
dari Mama telah tiba. Di kelas, tadi, ia sudah sibuk membayang-bayangkan:
bergambar apakah kartu pos Mama kali ini? Hingga Bu Guru
menegurnya karena terus-terusan melamun.
Beningnya tertegun, mendapati kotak itu kosong. Ia
melongok, barangkali kartu pos itu terselip di dalamnya. Tapi memang tak ada.
Apa Mama begitu sibuk hingga lupa mengirim kartu pos? Mungkin Bi Sari sudah
mengambilnya! Beningnya pun segera berlari berteriak, “Biiikkk…Bibiiikkk…” Ia
nyaris terpeleset dan menabrak pintu. Bik Sari yang sedang mengepel sampai
kaget melihat Beningnya terengah-engah begitu.
“Ada apa, Non?”
“Kartu posnya udah diambil Bibik, ya?”
Tongkat pel yang dipegangnya nyaris terlepas, dan Bik
Sari merasa mulutnya langsung kaku. Ia harus menjawab apa? Bik Sari bisa
melihat mata kecil yang bening itu seketika meredup, seakan sudah menebak,
karena ia terus diam saja. Sungguh, ia selalu tak tahan melihat mata yang
kecewa itu.
***
MARWAN hanya diam ketika Bik Sari cerita kejadian siang
tadi. “Sekarang, setiap pulang, Beningnya selalu nanya kartu
pos…” suara pembantunya terdengar serba salah. “Saya ndak tahu
mesti jawab apa…” Memang, tak gampang menjelaskan semuanya pada anak itu. Ia
masih belum genap 6 tahun. Marwan sendiri selalu berusaha menghindari jawaban
langsung bila anaknya bertanya, “Kok kartu pos Mama belum datang ya, Pa?”
“Mungkin Pak Posnya lagi sakit. Jadi belum sempet nganter ke mari…”
Lalu ia mengelus lembut anaknya. Ia tak menyangka, betapa soal kartu pos
ini akan membuatnya mesti mengarang-ngarang jawaban.
Pekerjaan Ren membuatnya sering bepergian. Kadang bisa
sebulan tak pulang. Dari kota-kota yang disinggahi, ia selalu mengirimkan kartu
pos buat Beningnya. Marwan, kadang meledek istrinya, “Hari gini masih pake
kartu pos?” Karna Ren sebenarnya bisa telepon atau kirim SMS. Meski baru playgroup,
Beningnya sudah pegang hape. Sekolahnya memang mengharuskan setiap
murid punya handphone, agar bisa dicek sewaktu-waktu, terutama
saat bubaran sekolah, untuk berjaga-jaga kalau ada penculikan.
“Kau memang tak pernah merasakan bagaimana bahagianya
dapat kartu pos…”
Marwan tak lagi menggoda bila Ren sudah menjawab seperti
itu. Sepanjang hidupnya, Marwan tak pernah menerima kartu pos. Bahkan, rasanya,
ia pun jarang dapat surat pos yang membuatnya bahagia. Saat SMP, banyak
temannya yang punya sahabat pena, yang dikenal lewat rubrik majalah. Mereka
akan berteriak senang bila menerima surat balasan atau kartu pos, dan
memamerkannya dengan membacanya keras-keras. Karena iri, Marwan pernah
diam-diam menulis surat untuk dirinya sendiri, lantas mengeposkannya. Ia pun
berusaha tampak gembira ketika surat yang dikirimkannya sendiri itu ia terima.
Ren sejak kanak sering menerima kiriman kartu pos dari
Ayahnya yang pelaut. “Setiap kali menerima kartu pos darinya, aku selalu merasa
ayahku muncul dari negeri-negeri yang jauh. Negeri yang gambarnya ada dalam
kartu pos itu…” ujar Ren. Marwan ingat, bagaimana semasa mereka pacaran, Ren
bercerita dengan suara penuh kenangan, “Aku selalu mengeluarkan semua kartu pos
itu, setiap Ayah pulang.” Ren kecil duduk di pangkuan, sementara Ayahnya
berkisah keindahan kota-kota pada kartu pos yang mereka pandangi. “Itulah
saat-saat menyenangkan dan membanggakan punya Ayah pelaut.” Ren merawat kartu
pos itu seperti merawat kenangan. “Mungkin aku memang jadul. Aku
hanya ingin Beningnya punya kebahagiaan yang aku rasakan…”
Tak
ingin berbantahan, Marwan diam. Meski tetap saja ia merasa aneh, dan yang lucu:
pernah suatu kali Ren sudah pulang, tetapi kartu pos yang dikirimkannya dari
kota yang disinggahi baru sampai tiga hari kemudian!
***
Ketukan di pintu membuat Marwan bangkit, dan ia mendapati
Beningnya berdiri sayu menenteng kotak kayu. Itu kotak kayu pemberian Ren.
Kotak kayu yang dulu juga dipakai Ren menyimpan kartu pos dari Ayahnya. Marwan
melirik jam dinding kamarnya. Pukul 11.20.
“Nggak bisa tidur, ya? Mo tidur di kamar Papa?”
Marwan menggandeng anaknya masuk.
“Besok Papa bisa anter
Beningnya nggak?” tiba-tiba anaknya bertanya.
“Nganter ke mana? Pizza Hut?”
Beningnya menggeleng.
“Ke mana?”
“Ke rumah Pak Pos…”
Marwan merasakan sesuatu mendesir di dadanya.
“Kalu emang Pak Posnya sakit, biar besok Beningnya aja yang
ke rumahnya, ngambil kartu pos dari Mama.”
Marwan hanya diam, bahkan ketika anaknya mulai
mengeluarkan setumpuk kartu pos dari kotak itu. Ia mencoba menarik perhatian
Beningnya dengan memutar DVD Pokoyo, kartun kesukaannya. Tapi
Beningnya terus sibuk memandangi gambar-gambar kartu pos itu. Sudut kota tua.
Siluet menara dengan burung-burung melintas langit jernih. Sepeda yang berjajar
di tepian kanal. Pagoda kuning keemasan. Deretan kafe payung warna sepia.
Dermaga dengan deretan yacht tertambat. Air mancur dan patung
bocah bersayap. Gambar pada dinding gua. Bukit karang yang menjulang. Semua itu
menjadi tampak lebih indah dalam kartu pos. Rasanya, ia kini mulai dapat
memahami, kenapa seorang pengarang bisa begitu terobsesi pada senja dan ingin
memotongnya menjadi kartu pos buat pacarnya.
Andai ada Ren, pasti akan dikisahkannya gambar-gambar di
kartu pos itu hingga Beningnya tertidur. Ah, bagaimanakah ia mesti menjelaskan
semuanya pada bocah itu?
“Bilang saja Mamanya pergi…” kata Ita, teman sekantor,
saat Marwan makan siang bersama. Marwan masih ngantuk, karena baru tidur
menjelang jam lima pagi, setelah Beningnya pulas.
“Bagaimana
kalau ia malah terus bertanya, kapan pulangnya?”
“Ya sudah, kamu jelaskan saja pelan-pelan yang
sebenarnya.”
Itulah.
Ia selalu merasa bingung, dari mana mesti memulainya? Marwan menatap
Ita, yang tampak memberi isyarat agar ia melihat ke sebelah. Beberapa rekan
sekantornya terlihat tengah memandang mejanya dengan mata penuh gosip. Pasti
mereka menduga ia dan Ita…
“Atau kamu bisa saja tulis katu pos buat dia. Seolah-oleh itu dari Ren..”
Marwan tersenyum. Merasa lucu karena ingat kisah masa lalunya.
***
MOBIL jemputan belum lagi berhenti ketika Marwan melihat
Beningnya meloncat turun. Marwan mendengar teriakan sopir yang menyuruh hati-hati,
tetapi bocah itu telah melesat menuju kotak pos di pagar rumah. Marwan
tersenyum. Ia sengaja tak masuk kantor untuk melihat Beningnya gembira ketika
mendapati kartu pos itu. Kartu pos yang diam-diam ia kirim. Dari jendela ia
bisa melihat anaknya memandangi kartu pos itu, seperti tercekat, kemudian
berlarian tergesa masuk rumah.
Marwan menyambut gembira ketika Beningnya menyodorkan
kartu pos itu.
“Wah, udah datang ya kartu posnya?”
Marwan melihat mata Beningnya berkaca-kaca.
“Ini bukan kartu pos dari Mama!” Jari mungilnya menunjuk
kartu pos itu. “Ini bukan tulisan Mama…”
Marwan tak berani menatap mata anaknya, ketika Beningnya
terisak, dan berlari ke kamarnya. Bahkan membohongi anaknya saja ia tak bisa!
Barangkali memang harus berterus terang. Tapi bagaimanakah menjelaskan kematian
pada anak seusianya? Rasanya akan lebih mudah bila jenazah Ren terbaring di
rumah. Ia bisa membiarkan Beningnya melihat Mamanya terakhir kali.
Membiarkannya ikut ke pemakaman. Mungkin ia akan terus-terusan menangis karena
merasakan kehilangan. Tetapi rasanya jauh lebih mudah menenangkan Beningnya
dari tangisnya, ketimbang harus menjelaskan bahwa pesawat Ren jatuh ke laut,
dan mayatnya tak pernah ditemukan.
***
KETUKAN gugup di pintu membuat Marwan
bergegas bangun. Duabelas lewat, sekilas ia melihat jam kamarnya.
“Ada apa?” Marwan mendapati Bik Sari yang pucat.
“Beningnya…”
Terburu Marwan mengikuti Bik Sari. Dan ia tercekat di
depan kamar anaknya. Ada cahaya terang keluar dari celah pintu yang bukan
cahaya lampu. Cahaya yang terang keperakan. Dan ia mendengar Beningnya yang
cekikikan riang, seperti tengah bercakap-cakap dengan seseorang. Hawa dingin
bagai merembes dari dinding. Bau wangi yang ganjil mengambang. Dan cahaya itu
makin menggenangi lantai. Rasanya ia hendak terserap amblas ke dalam kamar.
“Beningnya! Beningnya!” Marwan segera menggedor pintu
kamar yang entah kenapa begitu sulit ia buka. Ia melihat ada asap lembut,
serupa kabut, keluar dari lubang kunci. Bau sangit membuatnya tersedak. Lebih
keras dari bau amoniak. Ia menduga terjadi kebakaran, dan makin panik
membayangkan api mulai melahap kasur.
“Beningnya! Beningnya!” Bik Sari ikut berteriak
memanggil.
“Buka Beningnya! Cepat buka!”
Entahlah berapa lama ia menggedor, ketika akhirnya cahaya
keperakan itu seketika lenyap, dan pintu terbuka. Beningnya berdiri sambil
memegangi selimut. Segera Marwan menyambar mendekapnya. Ia melongok ke dalam
kamar, tak ada api, semua rapi. Hanya kartu pos-kartu pos yang beserakan.
“Tadi Mama datang,” pelan Beningnya bicara. “Kata Mama tukang
posnya emang sakit, jadi Mama mesti nganter kartu posnya sendiri…”
Beningnya mengulurkan tangan. Marwan mendapati sepotong
kain serupa kartu pos dipegangi anaknya. Marwan menerima dan mengamati kain
itu. Kain kafan yang tepiannya kecoklatan bagai bekas terbakar.
Singapura-Yogyakarta,
Pertanyaan:
1.
Jelaskan garis
besar cerita pendek tersebut!
2.
Jelaskan struktur cerita pendek tersebut!
3.
Jelaskan ciri bahasa yang khas yang kamu temukan pada
cerpen tersebut.
Rambu
Jawaban
1. Bening, anak usia 6
tahun adalah putra Marwan dan Ren.
Kesibukannya bekerja di luar kota menjadikan Ren sering berkirim kartu
pos kepada anaknya, Bening. Suatu saat, karena karena kecelakaan Ren meninggal
di luar kota, jenazahnya tidak bisa dibawa pulang. Karena belum cukup umur,
Bening belum diberi tahu kabar yang sesungguhnya tentang mamanya, Ren. Akhirnya,
Bening pun selalu menunggu kartu pos dari mamanya.
2.
Cerita pendek “Kartu Pos dari Surga” beralur mundur.
Cerita diawali dari kondisi terakhir Bening yang amat merindukan kartu pos dari
mamanya. Berikutnya diceritakan kondisi kehidupan Ren, Marwan, da Bening. Pada
akhir cerita, setelah membaca bahasa yang tersirat, pembaca dapat menyimpulkan
bahwa Ren telah meninggal di luar kota yang tidak memungkinkan jenazahnya
dibawa pulang.
3. Sapaan pada anak yang
amat disayang dengan menambahkan klitika “-nya”. Sapaan seperti ini merupakan
terjemahan dari akhirn “-e” dalam bahasa Jawa. Sapaan anak tersayang dengan
tambahan akhir “-e” dalam budaya Jawa ini diadopsi untuk sapaan sayang dalam
bahasa Indonesia. Ini menunjukkan bahwa latar budaya cerita
adalah budaya Jawa.
Lampiran
PENILAIAN TERTULIS
KETERAMPILAN MENANGKAP MAKNA CERITA PENDEK
Petunjuk
1.
Baca kembali cerpen berjudul “Kartu Pos
dari Surga”.
2. Jawablah pertanyaan berikut dengan memilih
satu alterative jawaban yang paling benar.
Soal
1. Identifikasi 3 kata kunci yang
terdapat pada cerita pendek tersebut!
Jawab:
a.
selalu melongok kotak pos
b.
kartu pos
c.
sepotong kain serupa kartu pos
2. Identifikasi 2 kalimat yang menurut
Anda menarik yang terdapat pada cerita pendek tersebut!
Jawab:
- “Kau memang tak pernah merasakan bagaimana bahagianya dapat kartu pos..
- “Tadi mama dating,” pelan Beingnya bicara, “kata mama tukang posnya emang sakit, jadi mama mesti mengantar kartu posnya sendiri.”
3. Identifikasi ungkapan yang menurut Anda menarik yang
terdapat pada cerita pendek tersebut!
Jawab:
siluet menara dengan pagoda kuning
keemasan
a.
……………
4. Menjawab
pertanyaan literal
Siapakah yang bercerita
pada bacaan di atas?
- Salah satu tokoh, yaitu Marwan
- Salah satu tokoh, yaitu Bi Sari
- Pengamat pencerita
- Salah satu tokoh, yaitu Beningnya
Kunci: C
5. Menjawab
pertanyaan inferensial
Berdasarkan informasi yang kalian
temukan dari bacaan di atas dapat kalian simpulkan bahwa mama Bening adalah
seorang ....
- pramugari
- pelaut
- diplomat
- pengusaha
Kunci: A
6. Menjawab
pertanyaan integratif
Berdasarkan informasi pada bacaan di
atas, tulislah dua pelajaran penting yang dapat
kalian petik dari bacaan di atas!
Jawab:
1) Mewujudkan perhatian/kepedualian kepada orang lain dapat
dialkukan dengan memberikan kepadanya benda yang murah tapi unik.
2)
Untuk menjadi
orang yang bertanggung jawab pada tugas tidak harus memiliki jabatan tinggi.
Bik Sari adalah orang yang bertanggung jawab pada tugasnya, meski hanya
pembantu rumah tangga.
7. Menjawab
oertanyaan evaluatif
Pertanyaan Evaluatif
Judul
tulisan di atas adalah Surat dari Surga.
Menurut penilain kalian, apakah judul tersebut sesuai dengan isinya? Berikan alasan!
Jawab
Sesuai, karena pada cerita tersebut terdapat unsur
misteri dan msiteri itu berkonotasi positif.
8.
Menjelaskan keterkaitan isi cerpen yang positif dengan kehidupan
sehari-hari.
Jawab
Ren adalah gambaran wanita karier yang
sangat sibuk. Meski sibuk, ia masih bertanggung jawab pada keluarga dengan
selalu membangun komunikasi dengan anaknya dengan cara yang menimbukan kesan
baik, yaitu mengirim kartu pos di era serba digital.